English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday 5 August 2016

Momen Foto Hewan Unik

Memotret aktivitas hewan selalu menarik, bahkan bila jepretan tersebut pada momen yang tepat akan menghasilkan gambar yang bercerita.Seperti misalnya foto-foto berikut, semoga bisa menyegarkan hari kamu yang penat dengan berbagai tugas harian.


1. Aaaaah... pesawat sekecil itu sih bisa dikejar!





2. Burung pun bisa "nyate". Hap, tiga nyawa sekali tangkap.




3. Eits, mau ke mana? Urus dulu nih anak lapar. Dasar suami bandel, maunya main terus.




4. Horeeee.... akhirnya aku diajak terbang




5. Wah, sekali jilat langsung sekujur tubuh, dong.




6. Pilih mana, ya? Kenari enak, tapi baru aja nemu lensa tele, nih.




7. Tenang, tenang... demonya nggak usah anarkis. [gaya tupai kalau lagi orasi]




8. Jiaaah, pas banget di mulut hiu :(




9. Tos dulu, laaaah...





10. Mak, aku bisa terbang...




11. Demi makanan, bela-belain nih jalan di atas air.




12. Waks, banyak banget beruangnya. Ayo siapa dapat?



Sumber:http://www.apakabardunia.com
Read More >>

IBADAH DAN PEMBENTUKAN PERILAKU POSITIF

A.    Pendahuluan
Kehadiran agama islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.diyakini oleh semua umatnya dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia dimuka bumi menjadi sejahtera lahir dan batin.mengingat didalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya seseorang menyikapi hidup dan kehidupan maka diperlukan kehadiran al-quran dan hadists sebagai pencerah hati nurani yang berdampak pada perilakunya.agar terbentuk perilaku positif pada seseorang, islam telah megajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal fikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuin dan teknologi,bersikap seimbang antara memenuhi kebutuhan material dan spiritual, mengembankan kepedulian social, mengutamakan persaudaraan, memperkecil volume keakuannya, dan lain sebagainya.dampak ibadah kepada allah dapat membuahkan kesholihan social dan dapat dirasakan oleh orang-orang disekitarnya maupun masyarakat secara umum

B.      Pengertian dan Hakikat Ibadah
Seringkali ibadah diidentikan dengan amal perbuatan yang baik untuk dirinya,orang lain maupundihadapan Allah.bertolak pada beberapa contoh aktifitas ini yang perlu sekali dipahamkan dan dipikirkan bersama, apakah berbagai aktifitas selain disebutkan diatas tidak termasuk ibadah? Kalau termasuk ibadah lantas apa yang dimaksud dengan ibadah

1.      Pengertian Ibadah Secara Etimologis
Ada  beberapa pendapat dalam memberi pengertian ibadah secara etimologis, antara lain:
·         Kata ibadah terambil dari kata “abada-ya’budu-‘abdan-fahuwa’aabidun”. Kata ‘abid berarti hamba atau budak, yaitu seseorang yang tidak memiliki apap-apa, hanya dirinya sendiri milik tuannya, sehingga seluruh aktifitas hidup hanya untuk memperoleh keridhoannya.
·         Arti ibadah dalam kamus bahasa Indonesia diartikan perbuatan yang dilakukan berdasarkan rasa bakti dan taat kepada Allah, untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi seluruh larangan-Nya.
Jadi ibadah merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap manusia yang beriman, baik terwujud dalam setiap sikap, gerak-gerik dan tingkah laku sehari-hari dalam rangka menggapai ridho Allah semata-mata

2.      Pengertian Ibadah Secara Termologi, dan Pendapat Lainya
·         syeikh Muhammad abduh: ibadahmerupakan satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa ia mengabdi. Juga merupakan dampak dari keyakinan, bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau arti hakikatnya.
·         Syekh abdul hamid al khatib: mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dengan tujuan mendekatkan diri kepada-Nya atau meminta apa yang dihajatkannya kepaa Allah.
Maka ibadah sebagai perendahan diri kepada Allah karena factor kecintaan dan pengagungan kepada-Nya dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun batin.

3.      Berbagai Aktifitas Yang Dilakukan Seseorang pada Hakikatnya Bernilai Ibadah
Kegiatan bernilai ibadah manakala bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Begitu juga dengan rangkaian kegiatan untuk menopang kehidupan didunia, tidak lepas dengan nilai ibadah manakala apa yang dilakukan sudah sesuai dengan pesan-pesan al-quran maupun sunah.
Oleh karena itu apa yang telah dilakukan oleh seseorang mengandung berbagai rangkain kegiatan yang bermuara pada hati,lisan dan anggota tubuh lain hendaknya diniatkan untu meraih ridho Allah. Tentunya melakukan kegiatan tersebut tidak menyimpang dari nilai-nilai islam maupun tatanan masyarakat secara umum sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang-orang disekelilingnya. Contoh kegiatannya antara lain:
·         Ibadah yang bermuara pada hati, seperti:
Ø  Rasa khauf (takut kepada Allah dan siksa-Nya)
Ø  Raja’ (mengharap akan nikmat-Nya)
Ø  Mahabbah (cinta kepada Allah dan Rasu-Nya)
Ø  Tawakkal (ketergantungan kepada Allah dengan mengembalikan sesuatu kepada-Nya)
Ø  Raghbah ( senang menjalankan perintah Allah)
·         Ibadah yang bermuara dengan lisan:
Ø  Selalu mengucap kalimat tasbih,tahlil,takbir dan tahmid
Ø  Syukur dan membaca al-quran
Ø  Bertuturkata yang enak didengar dan dirasakan
·         Ibadah bermuara dengan anggota tubuh:
Ø  Shalat
Ø  Zakat
Ø  Puasa
Ø  Infa’
Ø  Gotong royong
Ø  Tolong-menolong
Ø  Mengajak berbuat baik
Ø  Dan lain-lain
Hakikat ibadah dalam islam meliputi semua urusan khidupan dalam semua lapangan hidup didunia dan akirat. Dengan kata lain, hakikatnya ibadah adalah ketundukan jiwa yang timbul karena hati (jiwa) merasakan cinta akan allah sebagai dzat yang disembah dan merasakan kebesaran-Nya.

C.     Ibadah Mahdah dan Ghairu Mahdah

1.    Ibadah Mahdhah  atau Ibadah Khusus
Yang dimaksud dengan ibadah mahdhah adalah hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu hubungan yang akrab dan suci antara seorang muslim dengan Allah SWT yang bersifat ritual (peribadatan), Ibadah mahdhah merupakan manifestasi dari rukun islam yang lima. Atau juga sering disebut ibadah yang langsung.  Selain itu juga ibadah mahdhah adalah ibadah yang perintah dan larangannya sudah jelas secara zahir dan tidak memerlukan penambahan atau pengurangan.
Jenis ibadah yang termasuk ibadah mahdhah, adalah :
a.    Shalat
Secara lughawi atau arti kata shalat mengandung beberapa arti yang beragam salah satunya do’a, itu dapat ditemukan contohnya dalam Al-Qur’an surat al-Taubah ayat 103:

( ¨bÎ) y7s?4qn=|¹ Ö`s3y öNçl°; 3 ª!$#ur ììÏJy íOŠÎ=tæ ÇÊÉÌÈ  

berdo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.
Secara terminologis ditemukan beberapa istilah diantarnya: “Serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi salam”.
b.    Zakat
Zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu rukun Islam, yang berarti membersihkan, bertumbuh dan berkah. Zakat itu ada dua macam: yaitu zakat harta atau disebut juga zakat mal dan zakat diri yang dikeluarkan setiap akhir bulan ramadhan yang disebut juga zakat fitrah.
c.    Puasa
Puasa adalah ibadah pokok yang ditetapkan sebagai salah satu rukun Islam. Puasa secara bahasa bermakna , menahan dan diam dalam segala bentuknya. Secara terminologis puasa diartikan dengan “menahan diri dari makan, minum dan berhubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan syarat-syarat yang ditentukan”.
d.    Ibadah Haji
Secara arti kata, lafaz haji yang berasal dari bahasa arab, berarti “bersengaja”. Dalam artian terminologis adalah Menziarahi ka’bah dengan melakukan serangkaian ibadah di Masjidil Haram dan sekitarnya, baik dalam bentuk haji ataupun umroh.

e.    Umroh
Umroh adalah mengunjungi ka’bah dengan serangkaian khusus disekitarnya. Perbedaannya dengan haji ialah bahwa padanya tidak ada wuquf di Arafah, berhenti di Muzdalifah, melempar jumrah dan menginap di Mina.  Dengan begitu ia merupakan haji dalam bentuknya yang lebih sederhana, sehingga sering umroh itu disebut dengan haji kecil.
f.    Bersuci dari hadas kecil maupun besar.

Rumusan Ibadah Mahdhah adalah “KA + SS”
(Karena Allah + Sesuai Syari’at)

2.    Ibadah Ghairu Mahdhah

Yang dimaksud ibadah ghairu mahdhah berarti mencakup semua perilaku manusia yang hubungannya dengan sesama manusia, yaitu dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah swt, yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat ridho Allah swt. Atau sering disebut sebagai ibadah umum atau muamalah, yaitu segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah baik berupa perkataan atau perbuatan, lahir maupun batin yang mencakup seluruh aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, seni dan pendidikan.
Seperti qurban, pernikahan, jual beli, aqiqah, sadaqah, wakaf, warisan dan lain sebagainya.  Selain itu ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang cara pelaksanaannya dapat direkayasa oleh manusia, artinya bentuknya dapat beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi substansi ibadahnya tetap terjaga. Seperti perintah melaksanakan perdagangan dengan cara yang halal dan bersih.

Ibadah yang termasuk Ibadah Ghairu Mahdhah, adalah:
a.    I’tikaf
Berdiam di masjid untuk berdzikir kepada Allah.



b.    Wakaf
Wakaf menurut bahasa berarti menahan sedang menurut istilah wakaf ialah memberikan suatu benda atau harta yang kekal zatnya kepada suatu badan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
c.    Qurban
Qurban secara bahasa berarti dekat, sedang secara istilah adalah menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat tertentu di dalam waktu tertentu yaitu bulan Dzulhijjah dengan niat ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah.
d.    Shadaqah
Shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya karena mengharapkan pahala di akhirat.
e.    Aqiqah
Aqiqah dalam bahasa arab berarti rambut yang tumbuh di kepala anak/bayi. Istilah aqiqah kemudian dipergunakan untuk pengertian penyembelihan hewan sehubungan kelahiran bayi.
f.    Dzikir dan Do’a

Rumusan Ibadah Ghairu Mahdhah “BB + KA”
(Berbuat baik + Karena Allah )

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah: bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan jalan mentaati segala perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya sebagai tanda mengabdikan/ memperhambakan diri kepada Allah swt.
Demikian pula Ibadah juga bermakna untuk mewujudkan keimanan dengan amal-amal sholeh yang merupakan pengembangan ke arah yang positif atau baik dari fitrah manusia.Adapun fungsi dasar ibadah bagi manusia untuk menjaga keselamatan akidah, menjaga hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan berfungsi untuk mendisiplinkan sikap dan prilaku.
Manusia diciptakan dalam penciptaan yang baik.Manusia dibentuk dengan sebaik-baik bentuk, diajari daya berkomunikasi, diberi akal dan kemauan.Alam sekitar ditundukkan untuk melayani kebutuhan manusia. Karena itu suatu yang sangat pantas bila Al-Khaliq memiliki hak untuk menerima ibadah, permohonan dan pertolongan, pemanjatan doa dan bersimpuhnya hamba di hadirat-Nya dengan penuh kepasrahan, penyerahan dan kepatuhan.

D.    Menggapai ibadah yang berkualitas

1. adanya keinginan yang kuat (azmun adhim)
Adanya dorongan yang kuat dalam diri, akan memiliki pengaruh yang besar bagi suksesnya  ibadah kita. Energi ekstra seperti itu diperlukan mengingat setiap kali kita akan mencanangkan kebajikan, maka di depannya pasukan syetan sudah menghadang dan menghalangi.
Tidak adanya kemauan yang kuat, akan menjadi celah bagi syetan untuk bisa masuk dan mempengaruhi kita agar tidak patuh kepada Allah. Syetan akan mengambil peluang sekecil dan sesempit apapun, terlebih dengan adanya sikap remeh dan kurang semangat  dalam menjalankan ibadah, misalnya.
Selanjutnya dari sana syetan mengobrak-abrik keyakinan yang kita miliki. Banyak titik-titik celah yang dinanti oleh syetan untuk menjerumuskan manusia melalui makanan, pakaian, kekayaan, kekuasaan, seks, dan lain-lain kendaraan nafsu. Proses menjauh dari Allah—lewat jalur nafsu ini— biasanya terjadi setahap demi setahap yang terkadang kita tidak sadari. Melalui pintu-pintu nafsu itulah manusia kerap digelincirkan.
Dalam firman-Nya, secara tegas Allah SWT memerintahkan kita untuk menjalankan ajaran Islam secara kaffah dan dilarang mengikuti langkah-langkah syetan (khutuwatis Syaithon). “ Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah: 208)
Disebut langkah-langkah syetan karena syetan dapat menggelincirkan ummat manusia dengan cara yang sungguh-sungguh halus dan bertahap-tahap, hingga di luar kesadaran kita telah terjerat dalam bujuk rayunya. Naudzubillahimin dzalik.

2. Mutaba’ah kepada Jalan Rasul
Imam Malik pernah berkata, laa yasluhu amru hadihil ummati illa bima sholluha bihi awwaluha” bahwa (urusan) ummat ini tidak akan kebali baik(maju/ jaya), kecuali bila mereka mencontoh apa yang telah dilakukan oleh generasi awal(Rasulullah dan sahabat) dengan berpegang teguh pada Qur’anul Karim. Berpegang pada kalam(ketentuan/rambu-rambu) yang telah ditentukan  oleh Allah (al-Qur’an) merupakan kunci kedua sukses ibadah.
Termasuk dalam beribadah, maka kita tidak boleh mereka-reka sendiri. Semua panduan sudah ditentukan oleh Allah lewat jalan Rasul-Nya. Perkara shalat dari takbir hingga salam, termasuk wirid setelah shalat, sudah diajarkan, kita tinggal menjalankannya tanpa menambah atau mengurangi. Demikian dalam hal pembagian harta waris, cara berpakaian, hidup berkeluarga, bertetangga, berdagang, akhlak berkomunikasi, dsb ada garis-garis besar yang telah dijelaskan yang jika dijalankan, insya Allah  akan mengantarkan kita kepada jalan keselamatan.
Bukankah dalam syahadat kita menyatakan adanya dua kepatuhan? Yakni taat kepada Allah sebagai Sang Khalik dan patuh kepada titah yang telah ditempuh dan ditetapkan Rasul. Asyhadu alla ilaha illallahu wa asy hadu anna muhammadan rasulullah.
Allah berfirman,” Katakanlah jika kamu(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS.Ali Imran: 31).
Bila semangat patuh ini telah menjadi jalan kaum muslimin, maka akan kita dapati perbedaan yang mencolok. Secara lahiriyah dapat disaksikan dengan jelas antara orang-orang yang telah memilih Islam sebagai jalan hidupnya dengan orang-orang yang mengaku Islam akan tetapi tidak jelas mana tindakan dan perilaku islaminya.

3. Ikhlas dan Lillahi Ta’ala
Ikhlas (lillahi ta’ala) menjadi kunci utama bagi ibadah seseorang. Adanya dorongan yang kuat(azmun adhim), disertai dengan mengetahui ilmunya sesuai dengan petunjuk Rasul Saw (mutaba’ah) harus dilanjutkan dengan sifat ikhlas. Dengan ikhlas maka amal yang kita lakukan tidaklah akan sia-sia. Dengan kata lain, ikhlas menjadi kuncinya amal.
Allah SWT berfirman: “ Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar: 2) Masih dalam surat yang sama Allah menjelaskan: “ Katakanlah: Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama.” (QS. Az-Zumar: 11).
Sayangnya, orang kerap mempersepsikan ikhlas dengan sikap lemah atau asal-asalan, tidak teratur. Dan bahkan, tak jarang diperhadapkan dengan sikap profesional: begini-begini yang penting ikhlas, biar sedikit yang penting ikhlas dst. Padahal, semestinya jika untuk dan karena Allah, sudah seharusnya kita melakukan yang terbaik dari apa yang kita miliki. Itu baru ikhlas yang benar. Bukan sebaliknya.
Jika berderma maka berikan yang terbaik yang kita miliki dan kita cintai. Jika beribadah maka dengan menyediaan waktu yang terbaik(cukup-sepenuh hati) dari waktu yang kita punya. Begitulah seterusnya.
Bukankah yang memiliki kita tidak lain adalah Allah Aza wa Jalla? Bukankah Dia yang memberikan setiap peluang dan juga rezeki yang kita nikmati? Lebih dari itu bukankah dalam setiap waktu shalat kita telah mengungkapkan ikrar kesetiaan kita kepada-Nya bahwa ibadah kita, hidup dan mati kita sepenuhnya kita sandarkan kepada Allah SWT. Dalam hal ini, kita memang kerap lalai.
Jadi, sudah semestinya orang yang ikhlas adalah orang yang beramal dan bekerja secara maksimal (penuh tanggung jawab) untuk mengharapkan keridhaan dari Allah SWT., bukan yang sebaliknya; asal-asalan dan tidak teratur. Orang yang sempurna keimananya tentu akan melakukan apa saja yang terbaik di mata Allah SWT. Orang yang seperti ini yang akan disempurnakan pahala amalnya oleh Allah sebagaimana firman-Nya:  “Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal sholeh, maka Allah akan Menyempurnakan Pahala mereka dan Menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya…” (QS. Al-Maidah: 173)



E.     Menyikapi ikhtilaf dalam tata cara beribadah
Kehadiran islam dimuka bumi pada dasarny untuk memudahkan pemeluknya dalam melaksanakan ajarannya, sehingga tidak merasa diberatkan.
1 sumber hukum yang digunakan dalam beribadah
a.       Al-quran
Ketetapan hukum yang terdapat dalam Al Qur’an ada yang rinci dan ada yang garis besar. Ayat ahkam (hukum) yang rinci umumnya berhubungan dengan masalah ibadah, kekeluargaan dan warisan. Pada bagian ini banyak hukum bersifat ta’abud (dalam rangka ibadah kepada Allah SWT), namun tidak tertutup peluang bagi akal untuk memahaminya sesuai dengan perubahan zaman. Sedangkan ayat ahkam (hukum) yang bersifat garis besar, umumnya berkaitan dengan muamalah, seperti perekonomian, ketata negaraan, undang-undang sebagainya. Ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan masalah ini hanya berupa kaidah-kaidah umum, bahkan seringkali hanya disebutkan nilai-nilainya, agar dapat ditafsirkan sesuai dengan perkembangan zaman.
Selain ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan hukum, ada juga yang berkaitan dengan masalah dakwah, nasehat, tamsil, kisah sejarah dan lain-lainnya. Ayat yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut jumlahnya banyak sekali
b.      Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat dijadikan sumber hukum yang ketiga.
Dalam berijtihad seseorang dapat menmpuhnya dengan cara ijma’ dan qiyas. Ijma’ adalah kesepakatan dari seluruh imam mujtahid dan orang-orang muslim pada suatu masa dari beberapa masa setelah wafat Rasulullah SAW. Berpegang kepada hasil ijma’ diperbolehkan, bahkan menjadi keharusan.
Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya karena antara keduanya terdapat persamaan illat atau sebab-sebabnya. Contohnya, mengharamkan minuman keras, seperti bir dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan dengan khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena antara keduanya terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan. Jadi, walaupun bir tidak ada ketetapan hukumnya dalam Al Qur’an atau hadits tetap diharamkan karena mengandung persamaan dengan khamar yang ada hukumnya dalam Al Qur’an.

2. Contoh kasus yang dihadapi oleh umat islam
Seseorang yang melaksanakan penetapan perintah Allah berupa shalat wajib atau sunnah, makaseseorang yang melaksanakan shalat wajib maupun sunah harus sesuai dengan tuntunan Nabi Saw dengan tidak perlu menambah, baikmenambah perbuatan (gerakan) atau bacaannya yang tidak ada dalam al Quran dan Sunnah.
F.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. ibadah adalah: bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan jalan mentaati segala perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya sebagai tanda mengabdikan/ memperhambakan diri kepada Allah swt.
2. seorang hamba yang menjadi milik penuh satu tuan, ia akan merasakan kenyamanan, jika ia mengetahui apa yang disukai tuannya, maka ia tinggal mengerjakannya dengan rasa nyaman dan lega, maka dengan ini akan menumbuhkan perilaku-perilaku terpuji/positif karena mereka mencintai Allah dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik



DAFTAR PUSTAKA
Romlah, Fathoni A, dkk.2012.Aqidah & ibadah AIK al -Islam -
Kemuhammadiyahan 2.Malang: UMM press.
Rois Muhammad.2013. Ibadah Dan Pembentukan Perilaku Positif. http://muhamadrois.blogspot.com
Read More >>

Resume Pengantar Bisnis BAB 4 & BAB 5

Bab 4
Menilai Kondisi Global
Saat ini telah banyak perusahaan-perusahaan yang mulai melebarkan produksinya sampai ke dunia. Tujuannya hanya satu yaitu meningkatkan jumlah produksi demi mendapa tkeuntungan yang besar. Akan tetapi untuk mendapatkan keuntungan yang besar memang diperlukan kemampuan dasar mengidentifikasi suatu peluang yang ada. Salah satunya yakni kita harus bisa melihat kondisi ekonomi internasional karena kondisi ekonomi sangat mempengaruhi nilai pendapatan perusahaan.

1.      Motif dari Perusahaan dalam Bisnis Internasional
Berikut beberapa motif secara umum suatu perusahaan untuk menjalankan bisnis internasional :
a.       Menarik permintaan asing
Banyak perusahaan yang kurang berhasil masuk dalam pasar asing terutama di AS. Hal ini disebabkan karena persaingan yang ketat dan perubahan dalam selera pelanggan sehingga mudah sekali produksi berkurang. Akan tetapi banyak perusahaan yang telah berhasil memasuki pasar asing contoh saja Ebay, McDonald’s, PepsiCo, dll. Setiap perusahaan harus bisa berpikir bahwa pertumbuhan ekonomi antar negara tidak sama sehingga perusahaan harus secara cerdas memposisikan bisnisnya di pasar-pasar yang permintaannya meningkat.

b.      Memanfaatkan teknologi
Memperluas usaha ke negara-negara lain yang perkembangan teknologinya tidak semaju negara lain merupakan motif yang sangat baik dan memiliki poin lebih.


c.       Menggunakan sumber daya yang murah
Biaya tenaga kerja dalam suatu negara sangatlah berbeda. Suatu keuntungan yang cukup baik bagi suatu perusahaan yang menjalankan suatu produksinya di negara-negara yang tenaga kerjanya lebih murah ketimbang negar amaju yang jauh lebih mahal.


d.      Melakukan diversifikasi secara internasional
Saat sebuah perusahaan memproduksi di satu negara, maka keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang didapatakan dirasakan oleh satu perusahaan itu saja. Akan tetapi jauh berbeda apabila perusahaan tersebut memiliki cabang produksi di negara lain, maka saat terjadi lemah ekonomi pada satu negara masih dapat terbantu dengan negara lain yang jumlah produksinya meningkat.


2.      Metode Menjalankan Bisnis Internasional
Berikut metode umum untuk menjalankan bisnis internasional :
a.       Mengimpor
Mengimpor merupakan suatu kegiatan pembelian produk atau jasa asing. Banyak perusahaan AS yang mengimpor bahan baku dari negara lain disebabkan harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama dari negera asalnya. Akan tetapi ada beberapa faktor yang memperngaruhi tingkat impor. Pertama, pemerintah dapat mengenakan tariff atau pajak dari barang yang diimpor. Kedua, pemerintah juga dapat mengenakan  kuota pada produk impor sehingga jumlah barang yang diimpor sangat terbatas.

b.      Mengekspor
Mengekspor merupakan penjualan produk atau jasa ke negara lain. Banyak perusahaan besar maupun kecil yang melakukan ekspor ke negara-negara asing lainnya. Tapi jumlah yang kurang sebanding dengan banyaknya barang impor yang di beli oleh AS untuk bahan bakunya.

c.       Investasi asing langsung (direct foreign investment-DFI)
Investasi asing langsung berfugsi sebagai alat untuk membangun anak perusahaan di suatu negara lain. Cara tersebut dilakukan agar mengurangi biaya transportasi, menghindari hambatan perdagangan, penggunaan tanah gratis dengan konpensasi perusahaan tersebut dapat mempekerjakan pekerja lokal, dan mengurangi biaya tenaga kerja yang lebih murah.

d.      Outsoucing
Beberapa perusahaan AS menggunakan outsoucing sebagai cara mengurangi biaya. Perusahaan berpendapat bahwa outsoucing merupakan cara agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang mengandalkan tenaga kerja asing murah. Segala tindakan ini didasari untuk memperoleh manfaat tenaga kerja asing murah.

e.       Aliansi strategis
Aliansi strategis adalah suatu perjanjian bisnis antar perusahaan di mana sumber daya ditanggung bersama guna mengejar kepentingan bersama.


3.      Hambatan dari Bisnis Internasional
Salah satu faktor penting yang membuat penigkatan bisnis internasional adalah menghilangkan hambatan perdagangan. Tetap itidak bisa dipungkiri bukan hal yang mudah untuk bisa menghilangkan hambatan tersebut.
a.       Pengurangan dalam Hambatan
Membuat kesepakatan bersama antar negara merupakan salah satu cara megurangi hambatan bisnis internasioanl. Contoh saja perjanjian NAFTA (antara AS, Meksiko dan Kanada). GATT (diikutioleh 117 negara).

b.      Hambatan yang Tersisa
Hambatan umum perdagangan seperti tariff dan kuota. Pemerintah dapat kapan saja mengenai tariff lebih dari barang yang diimpor maupun membatasi jumlah barang yang masuk untuk membantu perusahaan-perusahaan lokal.

c.       Ketidaksepahaman Kebijakan Perdagangan Internasional
Bagi beberapa perusahaan perdagangan bebas merupakan alat untuk menjualkan produknya secar aluas, akan tetapi perdagangan bebas juga membuat konsumen mencari pesaing-pesaing yang memiliki produk yang sama dengan kualitas yang lebih baik.

4.      Karakteristik Asing Mempengaruhi Bisnis Internasional
Berikut beberapa karakteristik dari negara asing :
a.       Budaya
Budaya yang dimiliki oleh setiap negara sangatlah berbeda. Hal tersebut memacu perusahaan asing untuk bisa menyesuaikan selera adat istiadat dan kebiasaan suatu negara.

b.      Sistem Ekonomi
Suatu perusahaan harus mengetahui sistem ekonomi apa yang digunakan suatu negara. Dari sinilah perusahaan dapat mempertimbangkan kebijakan-kebijakan bisnis. Sistem ekonomi suatu negara dapat dilihat dari campur tangan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan.


c.       Kondisi Ekonomi
Kinerja suatu perusahaan bergantung kepada kondisi negara tersebut. Perusahaan harus bisa memprediksi kondisi ekonomi dari suatu negara.

d.      Nilai Tukar
Kebijakan-kebijakan yang berbeda sehingga apabila pada suatu negara terjadi fluktuasi maka produksi perusahaan asing akan ikut mempengaruhi tingkat pendapatan.

e.       Risiko Politik danUndang-Undang
Kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah dalam suatu negara memang sangat mempengaruhi jalannya bisnis negara tersebut. Terlebih lagi apabila terjadi konflik antara dua negara. Contoh AS dengan Irak. Selama tahun 2003, terjadi protes anti-Amerika sehingga pemerintahan di Irak membua tkebijakan-kebijakan baru seperti mengenakan pajak lebih atau yang lebih ekstrem adalah mengambil alih anak perusahaan AS.

5.      Pergerakan Nilai Tukar Dapat Mempengaruhi Kinerja
Transaksi bisnis internasional mengharuskan pertukaran nilai mata uang. Berikut dampak dari nilai tukar uang :
a.       Dampak dari dolar yang lemah terhadap importer AS
b.      Dampak daridolar yang kuat terhadap importer AS
c.       Dampak aktual dari pergerakan nilai tukar terhadap importer AS
d.      Dampak dari dolar yang lemah terhadap eksportir AS
e.       Dampak dari dolar yang kuat terhadap eksportir AS
f.        Lindung nilai terhadap pergerakan nilai tukar
g.      Nilai tukar mempengaruhi persaingan asing
Read More >>