English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday 19 April 2012

Beberapa Motif Batik dan Penjelasan Singkatnya

1. Batik Parang atau lereng menurut pakem nya hanya boleh digunakan oleh sentono dalem ( anak dari ratu). Lereng berasal dari kata mereng (lereng bukit). Sejarah motif ini diawali ketika terjadi pelarian keluarga kerajaan dari Kraton Kartasura. Para keluarga Raja terpaksa bersembunyi di daerah pegunungan agar terhindar dari bahaya.




2. Jenis batik Truntum dipakai saat seseorang menggelar pesta hajatan. Motif truntum sendiri ditemukan oleh Istri dari Pakubuwana V. Saat itu beliau sedang menjalani hukuman karena melanggar peraturan kerajaan. Pada suatu malam beliau merenung dan memandangi langit berbintang yang ada di angkasa kemudian beliau menuangkan apa yang dia lihat dengan chanthing sehingga menjadi motif batik truntum.



3. Batik Sido Mukti dipakai oleh pasangan pengantin. Sida mukti sendiri melambangakan sebuah harapan, jadi seketika sepasang pengantin menggunakan kain sidamukti maka muncul keinginan untuk mencapai kehidupan baru yang berhasil atau dalam bahasa jawa disebut mukti.



4. Batik Sido Drajad dipakai oleh besan ketika upacara pernikahan.


Cara pemakaian batik juga memiliki nilai pendidikan tersendiri, berikut adalah beberapa uraian dari cara pemakaian kain batik.

Bagi anak-anak batik dipakai dengan cara sabuk wolo. Pemakaian jenis ini memungkinkan anak-anak untuk bergerak bebas. Secara filosofis pemakaian sabuk wolo diartikan bebas moral, sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih bebas dan belum dewasa dan belum memiliki tanggungjawab moral di dalam masyarakat.

Ketika beranjak remaja maka seseorang tidak lagi mengenakan batik dengan cara sabuk wolo melainkan dengan jarit. Panjang jarit yang dipakai memiliki arti tersendiri. Seamakin pajang jarit maka semakin tinggi derajad seseorang dalam masyarakat. Semakin pendek jarit maka semakin rendah pula strata sosial orang tersebut dalam masyarakat.

Bagi dewasa pemakaian batik memiliki pakem tersendiri antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki wiru diletakkan di sebelah kiri. Sedangkan pada wanita wiru diletakkan di sebelah kanan, yang berarti nengeni. Artinya seorang putri tidak boleh melanggar kehendak suami.

Sumber:http://abduh1.blogspot.com/

7 comments:

  1. numpang pasang link ya...
    kalau ada yang mau beli atau cari batik, Kami menyediakan batik asli pekalongan kain prima, primisima, katun, jarik, dan somgket juga ada. Untuk jelsnya silahkan klik di
    www.batikmlm.com
    terimakasih

    ReplyDelete
  2. Daerah asal batiknya kalau bisa ditambahkan ya.... :D

    ReplyDelete